Di tengah gejolak perekonomian Argentina, dimana inflasi melonjak ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, masyarakat mulai beralih ke tindakan konvensional untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dengan inflasi yang melebihi 140%(https://tradingeconomics.com/argentina/inflation-cpi), banyak orang mencari hiburan di pasar pakaian bekas, di mana mereka dapat menemukan pakaian yang terjangkau dan peluang untuk menjual pakaian lama mereka untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Argentina, yang pernah menjadi negara besar di Amerika Selatan, sedang bergulat dengan krisis terparah dalam beberapa dekade terakhir. Dua perlima penduduknya kini hidup dalam kemiskinan, dan resesi yang akan datang membayangi pemilu presiden mendatang. Meningkatnya rasa frustrasi pemilih memicu dukungan terhadap Javier Milei, orang luar yang radikal dan kandidat terdepan dalam jajak pendapat untuk pemilihan presiden. Saingannya, Menteri Ekonomi Sergio Massa, yang mewakili koalisi Peronis yang berkuasa, kesulitan mendapatkan dukungan karena ketidakmampuannya mengendalikan kenaikan harga yang membuat masyarakat mengalami kesulitan finansial.
Aylen Chiclana, seorang pelajar berusia 22 tahun di Buenos Aires, memberikan gambaran yang jelas tentang dampak melonjaknya harga: "Saat ini, harga tidak dapat dibayangkan. Anda tidak bisa begitu saja pergi ke mal dan membeli sesuatu yang Anda sukai seperti sebelumnya ." Bahkan barang-barang penting seperti jeans baru kini harganya dua kali lipat dibandingkan tahun lalu, mewakili lebih dari sepertiga upah minimum bulanan Argentina.
Data resmi mengungkapkan betapa gawatnya situasi ini, dengan inflasi tahunan yang mencapai 142,7% pada bulan Oktober. Meskipun kenaikan bulanan sedikit menurun dari puncaknya pada bulan-bulan sebelumnya, angka tersebut tetap mengkhawatirkan dan berada di bawah perkiraan analis.
Bagi banyak warga Argentina, perjuangan ini nyata. Beatriz Lauricio, seorang guru paruh baya berusia 62 tahun, dan suaminya, seorang pegawai perusahaan bus, menghadiri pameran pakaian akhir pekan untuk menjual pakaian lama dan memenuhi kebutuhan hidup. Ini bukanlah pilihan untuk kemewahan namun kebutuhan sehari-hari untuk menghadapi iklim ekonomi yang penuh tantangan.
María Silvina Perasso, penyelenggara pameran pakaian di Tigre, di pinggiran Buenos Aires, mencatat bahwa orang berduyun-duyun ke pasar ini karena harga yang melebihi gaji. Upah minimum bulanan setempat, yang secara resmi sebesar 132.000 peso, hanya setengah dari upah minimum yang sebenarnya karena adanya pengendalian modal.
“Dengan kondisi perekonomian saat ini, mereka membeli pakaian dengan harga 5% atau 10% dari harga toko, dan mereka dapat membeli barang-barang untuk keluarga mereka,” kata Perasso.
Situasi ini melampaui pasar pakaian. Di tempat pembuangan sampah di Lujan, di pinggiran Buenos Aires, orang-orang seperti Sergio Omar, 41, menghabiskan hari-hari mereka mengais barang daur ulang untuk dijual. Meningkatnya harga pangan membuatnya semakin sulit menafkahi keluarganya yang beranggotakan lima orang.
Ketika Argentina menghadapi salah satu periode paling menantang, warganya menggunakan cara-cara yang konvensional untuk mengatasi krisis ekonomi. Mulai dari pasar pakaian bekas hingga pemulungan tempat pembuangan sampah, kisah-kisah ini menggarisbawahi kenyataan pahit sebuah negara yang sedang bergulat dengan inflasi dan ketidakpastian ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Mengatasi inflasi di suatu negara melibatkan berbagai kebijakan ekonomi dan langkah-langkah strategis. Berikut adalah beberapa cara yang umum digunakan oleh pemerintah untuk mengendalikan inflasi:
Kebijakan moneter:
Kebijakan fiskal:
Regulasi Pasar:
Pengendalian Uang Beredar:
Kebijakan Upah dan Harga:
Kebijakan Perdagangan:
Pendidikan dan Komunikasi:
Stabilitas politik
Penting untuk diingat bahwa setiap negara memiliki kondisi ekonomi yang unik, dan strategi yang efektif dapat berbeda-beda. Oleh karena itu, kombinasi beberapa kebijakan seringkali diperlukan untuk mencapai pengendalian inflasi yang optimal.
Comments