top of page

Peran Plastik dalam Pertanian Modern!


Plastics and agriculture

Plastik dalam Pertanian

Plastik telah menjadi alat yang sangat diperlukan dalam pertanian modern, dengan lebih dari 12 juta ton digunakan setiap tahunnya. Namun, karena bahan serbaguna ini meresap ke dalam setiap aspek proses pertanian, hal ini menimbulkan pertanyaan kritis mengenai dampaknya terhadap lingkungan. Sebuah studi baru-baru ini yang dipimpin oleh Thilo Hofmann dan tim internasionalnya di Universitas Wina menyelidiki manfaat dan risiko penggunaan plastik di bidang pertanian, serta menawarkan wawasan tentang bagaimana kita dapat memastikan penggunaan plastik secara berkelanjutan.


Peran Plastik dalam Berbagai Sisi:

Plastik telah tertanam kuat dalam sistem produksi pangan kita dan memainkan peran yang beragam, mulai dari melindungi tanaman dengan penjepit hingga melindungi tanaman dengan jaring. Mulsa film, yang menyumbang sekitar setengah dari seluruh plastik pertanian, patut mendapat perhatian khusus. Mereka memerangi gulma dan hama, menjaga kelembaban tanah, mengatur suhu, dan meningkatkan penyerapan nutrisi, sehingga mengurangi jejak ekologis pertanian. Mulsa film sebelumnya memerlukan tambahan 3,9 juta hektar lahan pertanian untuk mempertahankan tingkat produksi saat ini di Tiongkok.


Sisi Gelap Plastik:

Namun, meluasnya penggunaan plastik di bidang pertanian mempunyai kelemahan. Hal ini menimbulkan risiko terhadap kesuburan tanah, mengurangi hasil panen, dan meningkatkan kekhawatiran tentang potensi masuknya bahan tambahan beracun ke dalam pasokan makanan kita. Plastik konvensional bertahan di lingkungan dan meninggalkan residu yang terakumulasi di tanah. Penelanan partikel plastik kecil oleh tanaman kini menjadi perhatian, dan mengisyaratkan potensi masuknya plastik ke dalam rantai makanan kita.


Transisi yang Terhitung:

Mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh plastik di bidang pertanian memerlukan pendekatan strategis yang menekankan penggunaan plastik secara bijaksana, pengumpulan pasca penggunaan yang efisien, dan pengembangan teknik daur ulang yang inovatif. “Jika plastik tetap berada di lingkungan, desainnya harus memastikan biodegradasi menyeluruh. Selain itu, bahan tambahan plastik yang beracun harus diganti dengan alternatif yang lebih aman,” Thilo Hofmann menggarisbawahi.


Bahan berbasis bio menjanjikan sebagai alternatif; namun, penerapannya secara luas harus dilakukan dengan hati-hati. Peralihan yang terburu-buru ke bahan-bahan tersebut tanpa pemahaman yang komprehensif tentang siklus hidupnya dapat secara tidak sengaja memberikan tekanan tambahan pada ekosistem dan jaringan pangan kita.


Jalan ke Depan:

Langkah-langkah yang diusulkan ini sejalan dengan inisiatif global seperti Perjanjian Plastik PBB (UNEA 5.2), yang mencerminkan upaya kolektif untuk mendorong penggunaan plastik yang lebih berkelanjutan di bidang pertanian. Meskipun penghentian total penggunaan plastik masih belum memungkinkan, penerapan strategi alternatif dengan dampak lingkungan minimal menawarkan arah yang menjanjikan. Melalui pemantauan wajib, kemajuan teknologi, dan inisiatif pendidikan, kita berpotensi mengurangi ketergantungan kita pada plastik dan memitigasi dampak buruknya terhadap lingkungan.


Kesimpulan:

Peran plastik dalam pertanian modern bagaikan pedang bermata dua, menawarkan manfaat sekaligus menimbulkan risiko lingkungan. Studi yang dipimpin oleh Thilo Hofmann dan timnya menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang penuh perhitungan dan seimbang. Dengan menerapkan praktik-praktik inovatif, mendukung penggunaan plastik yang bertanggung jawab, dan memupuk budaya keberlanjutan, kita dapat membuka jalan menuju hidup berdampingan yang lebih harmonis antara plastik dan pertanian.

Comments


bottom of page