Pada hari Minggu, 2 Juni 2024, Presiden Joko Widodo menyambut Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, beserta delegasinya di Istana Merdeka, Jakarta, untuk membahas pencapaian iklim Indonesia. Pertemuan penting ini menegaskan kemitraan berkelanjutan antara Indonesia dan Norwegia dalam mengatasi perubahan iklim, khususnya dalam mencapai target Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.
Diskusi utama berkisar pada target FOLU Net Sink 2030, yang bertujuan untuk pengurangan emisi gas rumah kaca yang signifikan dari kehutanan dan penggunaan lahan lainnya. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, yang mendampingi Presiden Jokowi, menekankan bahwa Indonesia telah menerima pengakuan dan dukungan finansial internasional yang substansial untuk upaya aksi iklimnya. Beliau menjelaskan bahwa sasaran utama yang dibahas adalah Forestry and Other Land Use Net Sink 2030 dan bahwa Indonesia telah menerima kontribusi penting sebesar kira-kira USD 156 juta, yang setara dengan sekitar 30,2 juta ton karbon.
Menteri Siti Nurbaya merinci keberhasilan Indonesia dalam menurunkan emisi karbon dari tahun 2020 hingga 2023. Beliau mencatat bahwa emisi telah berkurang sebanyak 945 juta ton pada tahun 2020, 889 juta ton pada tahun 2021, 875 juta ton pada tahun 2022, dan meskipun angka untuk tahun 2023 masih dihitung, beliau mengantisipasi bahwa penurunannya akan lebih rendah lagi karena kejadian El Niño pada tahun tersebut. Meskipun menghadapi tantangan tersebut, pengurangan emisi tetap jauh di atas 810 juta ton setiap tahunnya, menunjukkan bahwa persentase pengurangan adalah 48%, 43%, 41%, dan sekitar 40%, secara konsisten melebihi target awal sebesar 31,89%. Dengan kerjasama internasional, target bisa mencapai hingga 43%.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan pentingnya tata kelola yang baik dalam mengelola dana lingkungan hidup dan menyoroti reputasi Indonesia sebagai faktor penting dalam menarik dukungan internasional. Beliau menegaskan bahwa kepercayaan yang terbentuk terhadap tata kelola dan pengelolaan dana berdasarkan hasil menunjukkan bahwa hal ini tidak hanya tentang uang tetapi yang terpenting adalah reputasi Indonesia dalam mengelola keberlanjutan lingkungan hidupnya sendiri, yang sangat penting bagi rakyatnya.
Menteri Andreas Bjelland Eriksen dari Norwegia menyatakan kekagumannya terhadap pencapaian signifikan Indonesia dalam mengurangi deforestasi sebesar 90% dan upaya ambisius dalam rehabilitasi lahan. Beliau berkomentar bahwa Indonesia telah membuat kemajuan signifikan dan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir terkait deforestasi. Upaya dalam mengurangi deforestasi sebesar 90% dan rehabilitasi ambisius menuju target FOLU Net Sink 2030 adalah pencapaian yang menurutnya harus dan perlu diakui oleh dunia.
Pertemuan bilateral ini tidak hanya menyoroti kerjasama yang bermanfaat antara Indonesia dan Norwegia tetapi juga memperkuat komitmen kedua negara dalam mengatasi tantangan iklim global melalui tata kelola lingkungan yang berdampak.
Comentarios