Indonesia, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), akan menjadi tuan rumah Twenty-Seventh ASEAN Senior Officials on Forestry (ASOF27). Forum diskusi ini akan membahas pengelolaan kawasan hutan di tingkat negara-negara ASEAN. ASOF27 dan rangkaiannya, yang terdiri dari lima working group, akan digelar selama satu minggu pada 15-19 Juli 2024 di Vimala Hills, Bogor.
"Jadi ini kita sebenarnya ada rangkaian untuk ASOF27 dimulai tanggal 15-19 dan Indonesia bisa menjadi tuan rumah di dalam rangkaian kegiatan ini. Kita punya lima working group, salah satu working group adalah mengenai ASEAN Working Group on Forest Products Development (AWG-FDP)," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari KLHK, Dida Migfar Ridha, usai membuka AWG-FDP, Senin (15/7/2024).
ASEAN Working Group on Forest Products Development (AWG-FDP) akan digelar selama dua hari, dan dilanjutkan dengan The 22nd ASOF International Seminar mengenai mangrove pada hari berikutnya. Puncaknya, penyelenggaraan ASOF27 akan berlangsung pada Kamis-Jumat, 18-19 Juli 2024, di mana setiap perwakilan negara-negara ASEAN akan menyampaikan gagasannya terkait kehutanan.
"Ini satu minggu kita bertemu dengan perwakilan negara-negara ASEAN, termasuk kita mengundang dari organisasi internasional terkait hutan," ujar Dida.
Dida menjelaskan bahwa ASOF sudah rutin dilakukan oleh negara-negara ASEAN. Pada ASOF kali ini, akan dibahas komitmen yang sudah disepakati pada tahun sebelumnya hingga rencana satu tahun ke depan. "ASOF ini reguler dilakukan setiap tahun. Jadi pertama kita akan menindaklanjuti komitmen kita pada tahun lalu, ASOF sebelumnya. Dan sekarang kita akan menyetujui beberapa rencana kegiatan untuk di lingkup ASEAN di bidang kehutanan untuk satu tahun ke depan," ujarnya.
Salah satu inisiatif yang diusulkan Indonesia dalam ASOF kali ini ialah standardisasi metode monitoring hutan. Hal itu, kata Dida, akan diusulkan karena Indonesia sendiri sudah memiliki metode yang lebih advance dalam monitoring hutan.
"Ada beberapa agenda yang akan dibahas terkait ASOF, pada hari Kamis dan Jumat, termasuk beberapa hasil yang akan kita sampaikan, termasuk usulan Indonesia untuk membawa metodologi kita terkait monitoring hutan ke tingkat ASEAN, karena kita sudah memiliki metode, sistem yang lebih advance," ujar Dida.
Pemerintah Indonesia melalui KLHK akan mengusulkan standardisasi monitoring hutan untuk negara-negara di ASEAN. Hal itu akan disampaikan dalam ASOF27 yang digelar di Bogor pada Kamis-Jumat, 18-19 Juli 2024. Dida menjelaskan bahwa alasan pengusulan tersebut karena Indonesia sudah memiliki metode yang lebih maju dalam monitoring hutan.
"Jadi kita ada hasil-hasil dari working group terkait dengan forest product dan juga hasil sustainable product management dari hutan, menghasilkan beberapa kriteria terkait penilaian hutan, yang akan dibahas lebih lanjut di pertemuan ini, termasuk inisiatif Indonesia untuk membawa metodologi kita monitoring hutan. Ini sangat penting, karena kita advance di isu ini," ujarnya.
Menurut Dida, perlu ada kesamaan pandangan di negara-negara ASEAN terkait monitoring hutan. Dari kesamaan itu nantinya bisa diukur perbandingannya dari tahun ke tahun maupun antarnegara ASEAN. "Tidak hanya sebenarnya ke ASEAN, kita ingin membawa ke global terkait global forest. Kita punya metode sistem monitoring yang advance, kita bawa ke ASEAN, lebih jauh lagi ke internasional," tambahnya.
Dida berharap hasil ASOF27 dari negara-negara ASEAN dapat berkontribusi terhadap komitmen dalam pengelolaan hutan, termasuk meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati dunia. "Kita ingin ASEAN memiliki pandangan yang sama, bagaimana kita mengelola hutan ini secara lestari. Kita ingin memberikan kontribusi terhadap komitmen terhadap dunia, bagaimana meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati," ujarnya.
"Pada sisi lain kita ingin negara ASEAN berkontribusi terkait target Paris Agreement dari sektor kehutanan, di mana kehutanan masih memegang kunci yang sangat penting dalam mencapai target tersebut," pungkasnya.
Comments