Musim kemarau yang berkepanjangan di Jakarta dan sekitarnya menjadi salah satu dampak nyata dari fenomena alam El Nino. Kondisi ini telah menyebabkan berbagai masalah serius di kawasan tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas dampak dari musim kemarau panjang, upaya pemerintah untuk mengatasinya, dan proyeksi ke depan mengenai cuaca di wilayah ini.
Dampak Musim Kemarau Panjang
Musim kemarau yang berkepanjangan yang disebabkan oleh El Nino telah memberikan efek nyata pada daerah Jakarta dan sekitarnya. Salah satu dampak yang paling dirasakan adalah kekurangan pasokan air bersih. Banyak warga ibukota yang harus mengangkut air dari tempat lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, kualitas udara di Jakarta semakin memburuk setiap harinya. Data dari platform pemantau kualitas udara IQAir mencatat bahwa rerata harian kualitas udara, diukur dengan acuan air quality index (AQI US), mencapai 156 poin pada Selasa, 24 Oktober 2023. Hal ini menjadi peringatan serius terhadap risiko kesehatan bagi penduduk Jakarta.
Langkah Pemerintah Jakarta dalam Menghadapi Krisis Air dan Udara
Untuk mengatasi krisis akibat musim kemarau yang berkepanjangan, pemerintah Jakarta telah melakukan berbagai upaya. Salah satu tindakan yang diambil adalah melakukan "hujan buatan" dengan cara melakukan semai awan menggunakan larutan CaCl2. Pada bulan September, wilayah Depok dan Tangerang Selatan menerima total larutan CaCl2 sebanyak 1.500 liter. Langkah ini diambil untuk mencoba memicu hujan dan mengatasi kekeringan yang melanda daerah tersebut.
Perkiraan BMKG dan Harapan untuk Masa Depan
Pada 25 Oktober 2023, Jakarta akhirnya diguyur hujan alami. Kejadian ini memperkuat perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang telah mengindikasikan bahwa El Nino akan berlangsung hingga akhir Oktober. Hal ini juga mengakhiri masa kemarau panjang yang melanda Jakarta.
Meskipun hujan alami telah turun, kualitas udara di Jakarta masih belum membaik. Data terbaru pada Rabu, 25 Oktober 2023, menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta mencapai 164 poin. Hal ini menegaskan bahwa masalah kualitas udara tidak hanya terkait dengan musim kemarau, tetapi juga dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi lingkungan kota.
Proyeksi Masa Depan
BMKG memproyeksikan bahwa Indonesia akan mengalami puncak musim hujan pada Februari 2024. Harapan ini memberikan nafas lega bagi warga Jakarta yang telah lama menantikan bantuan dari alam. Namun, tantangan terkait kualitas udara dan pasokan air bersih tetap menjadi fokus utama pemerintah dalam mengelola dampak dari fenomena El Nino.
Dengan upaya kolaboratif dari pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat, diharapkan Jakarta dapat mengatasi tantangan lingkungan ini dan mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan iklim di masa depan.
Comments