top of page

Carbon Footprinting dan Dekarbonisasi: Mencapai Rantai Pasok Seafood yang Berkelanjutan


credit image: https://www.bighospitality.co.uk/Article/2021/12/07/how-can-I-calculate-and-offset-the-carbon-footprint-of-a-hospitality-business


Pelacakan dan pengukuran jejak karbon serta dekarbonisasi memiliki peran yang penting dalam upaya mencapai rantai pasok seafood yang berkelanjutan. Carbon footprinting atau dalam Bahasa Indonesia berarti pelacakan dan pengukuran jejak karbon yang meliputi pengukuran pada jumlah karbondioksida dan gas rumah kaca yang dihasilkan oleh perusahaan atau produk yang memberikan andil pada dampak karbonnya. Di sisi lain, Dekarbonisasi, merujuk pada usaha pengurangan jejak karbon dari sebuah produk atau proses.


Pada upaya untuk mencapai rantai pasok seafood yang berkelanjutan, pengukuran jejak karbon membantu mengidentifikasi area di mana emisi dapat dikurangi dan menginformasikan pengembangan strategi untuk mengurangi emisi, seperti metode transportasi alternatif dan sumber pakan berkelanjutan. Upaya dekarbonisasi, termasuk praktik dan sumber penangkapan ikan yang berkelanjutan, mengurangi emisi karbon yang terkait dengan penangkapan ikan, pemrosesan, dan transportasi. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, perusahaan dapat menciptakan rantai pasokan makanan laut yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab yang mengurangi emisi karbon serta melestarikan ekosistem laut dan mata pencaharian masyarakat nelayan.


credit image: https://www.visualcapitalist.com/sp/decarbonization-101-what-carbon-emissions-are-part-of-your-footprint/


Berikut adalah beberapa poin penting untuk dipertimbangkan saat melakukan pelacakan dan pengukuran jejak karbon dan dekarbonisasi untuk mencapai keberlanjutan dalam rantai pasokan makanan laut:

  1. Ukur dan pantau emisi karbon: Ukur jumlah karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau produk Anda untuk memahami dampak karbonnya. Ini akan memberikan data yang diperlukan untuk menginformasikan upaya dekarbonisasi.

  2. Menargetkan area beremisi tinggi: Identifikasi area rantai pasokan makanan laut dengan emisi tertinggi, seperti transportasi, pendinginan, dan produksi pakan. Area-area ini harus diprioritaskan untuk upaya dekarbonisasi.

  3. Adopsi praktik penangkapan ikan yang baik: Kurangi emisi karbon yang terkait dengan praktik penangkapan ikan dengan mengadopsi metode yang lebih baik, seperti menggunakan perahu nelayan listrik, mengurangi jarak tempuh ke tempat penangkapan ikan, dan meningkatkan efisiensi alat tangkap.

  4. Mendapatkan makanan laut dari sumber yang baik: Ini berarti kita membeli makanan laut dari tempat yang memproduksinya dengan cara yang baik bagi lingkungan dan masyarakat. Misalnya, membeli dari nelayan lokal yang menggunakan metode tangkap ikan yang baik atau dari tambak yang menggunakan energi terbarukan. Ini akan membantu mengurangi emisi karbon dan membuat industri perikanan lebih berkelanjutan.

  5. Kurangi limbah di seluruh rantai pasokan: Menerapkan langkah-langkah pengurangan limbah di seluruh rantai pasokan makanan laut dapat membantu mengurangi emisi dan menciptakan rantai pasokan yang lebih berkelanjutan.

  6. Gunakan metode transportasi alternatif: Pertimbangkan metode transportasi alternatif, seperti pengiriman dengan kereta api atau laut, untuk mengurangi emisi yang terkait dengan transportasi.

  7. Meningkatkan sistem pendinginan: Meningkatkan sistem pendinginan dapat membantu mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi energi rantai pasokan.

  8. Gunakan sumber pakan berkelanjutan: Menggunakan sumber pakan berkelanjutan dapat membantu mengurangi emisi yang terkait dengan produksi pakan dan menciptakan rantai pasokan yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, perusahaan dapat menciptakan rantai pasokan makanan laut yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab yang mengurangi emisi karbon dan menjaga kesehatan ekosistem laut dan penghidupan komunitas nelayan untuk generasi mendatang.


Kesimpulannya, jejak karbon dan dekarbonisasi merupakan langkah penting dalam mencapai keberlanjutan dalam rantai pasokan makanan laut. Dengan mengurangi emisi karbon, perusahaan dapat menciptakan rantai pasokan yang lebih berkelanjutan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, layak secara ekonomi, dan bertanggung jawab secara sosial. Ini akan memastikan bahwa makanan laut diproduksi dengan cara yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, menjaga kesehatan ekosistem laut dan penghidupan komunitas nelayan untuk generasi mendatang.

Comentarios


bottom of page