top of page

Benarkah Klaim Penyebaran Gas Sulfur Dioksida dari Gunung Ruang?


Gunung Ruang Erupsi


Baru-baru ini, warganet dihebohkan dengan klaim viral bahwa erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara telah menyebabkan penyebaran gas sulfur dioksida (SO2) yang meluas hingga berpotensi menyebabkan hujan asam di seluruh Indonesia. Klaim ini menyebar cepat melalui media sosial, khususnya TikTok, namun penting untuk memverifikasi kebenarannya dengan data ilmiah yang tepat.


Erupsi Gunung Ruang pada tanggal 16 April 2024 memang menimbulkan keprihatinan karena dampaknya terhadap lingkungan, terutama terkait emisi gas SO2. Menurut Penyelidik Bumi Madya dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Sofyan Primulyana, konsentrasi SO2 yang dikeluarkan oleh gunung berapi sangat tergantung pada kondisi magma dan intensitas erupsinya. Kondisi ini bisa berubah-ubah dan tidak selalu mengindikasikan bahaya yang sama di setiap wilayah.


Media sosial, terutama TikTok, menjadi platform yang sering digunakan untuk menyebarkan informasi cepat yang belum tentu akurat. Misalnya, video yang menunjukkan data dari Windy.com seringkali dipandang sebagai bukti penyebaran SO2, namun perlu diingat bahwa data tersebut adalah model prediksi yang bisa berbeda dengan kondisi nyata.


Situs Windy.com memang menunjukkan konsentrasi SO2 di beberapa wilayah, namun BMKG dan PVMBG menegaskan bahwa data tersebut tidak bisa dianggap final tanpa verifikasi lebih lanjut. Informasi dari Windy.com harus dikonfirmasi dengan pengamatan langsung dan data yang dikumpulkan dari stasiun-stasiun pemantauan yang ada di lapangan.


Penting juga untuk mengerti bahwa meskipun SO2 dalam konsentrasi tinggi berpotensi berbahaya, gas ini umumnya akan terencerkan di atmosfer. Efek nyata SO2 yang terlepas ke atmosfer biasanya terbatas di sekitar area erupsi dan tidak meluas ke wilayah yang lebih jauh tanpa adanya kondisi atmosfer yang mendukung penyebaran yang luas.


Selain itu, ahli geologi menambahkan bahwa interaksi SO2 dengan uap air di atmosfer akan membentuk droplet asam yang berdampak lokal, tidak seperti yang sering dihiperbolasikan di media sosial yang menyatakan bahaya global.


Dari analisis di atas, jelas bahwa klaim tentang penyebaran luas gas SO2 dari Gunung Ruang yang dapat menyebabkan hujan asam di seluruh Indonesia lebih banyak bersifat mitos daripada fakta. Masyarakat diimbau untuk mengandalkan informasi dari sumber resmi seperti BMKG dan PVMBG dan tidak terpengaruh oleh informasi yang belum diverifikasi kebenarannya. Waspada dan kritis terhadap berita viral adalah kunci untuk tidak terjebak dalam kepanikan yang tidak perlu.

Commenti


bottom of page